Pada tanggal 26 Maret 2022, seri kuliah "lebih dekat dengan Tiongkok" yang diselenggarakan oleh Confucius Institute UM berakhir dengan sukses. Para siswa jurusan Bahasa Mandarin telah mendapatkan gambaran tentang budaya Tiongkok, karakteristik dan adat istiadat rakyat dan perkembangan Tiongkok. Trasportasi berhubungan langsung dengan kehidupan manusia. Pembangunan fasilitas Transportasi Tiongkok menjadi topik pada kuliah kali ini. Dalam kuliah ini ada 2 guru yang mengajar yaitu Jia Yunteng dan Chen Songrui.
Pada sesi pertama bapak Jia Yunteng membawakan kuliahnya "Perjalanan cepat Tiongkok". Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi berhubungan dari hari ke hari. Sebagai topik penting dalam ilmu pengetahuan dan teknologi berubah dari waktu ke waktu. Sebagai topik penting dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, transportasi Tiongkok telah menunjukan kemajuan yang begitu besar.
Bapak Jia Yunteng menunjukkan pada siswa tentang perjalanan udara di Tiongkok dan menunjukkan maskapai besar yang ada di Tiongkok. Jika kita ingin terbang tentunya kita harus pergi ke bandara dan bapak Jia memperlihatkan Bandara Internasional Beijing yang masuk dalam tujuh keajaiban moderen dunia.
Setelah itu ia memperlihatkan moda transportasi yang sedang populer di Tiongkok beberapa tahun belakangan ini yaitu sepeda. Ada banyak platform untuk dapat mengunakan sepeda. Caranya mudah, hanya cukup dengan menemukan sepeda platform tersebut di pinggir jalan dan melakukan penyekenan barcode maka mereka sudah dapat melakukan perjalanannya dengan mengunakan sepeda. Dengan adanya platform seperti ini maka dapat mengurangi waktu perjalanan dan juga dapat mengurai kemacetan serta penggunaan sepeda cukup ramah lingkungan.
Berbicara tentang perjalanan mengunakan kereta cepat, bapak Jia Yunteng memperlihatkan gambar pemandangan kota Guilin. Dia mengatakan bahwa kecepatan kereta ini mencapai 400Km/jam dan kita bisa naik kereta ini untuk mencapai kota Guilin.
Setelah itu bapak Jia Yunteng mengambil contoh jaringan kereta cepat di Guilin mengajak para siswa untuk memahami perbedaan kecepatan antara kereta api biasa dengan kereta cepat ini. Ia juga membuat perbandingan dengan rinci dalam hal kecepatan kereta. Walaupun banyak perbedaan antara keduanya tetapi tetap sama-sama menjadi salah satu moda transportasi yang mengutamakan pelayanan dan kenyamanan para penumpang.
Setelah bapak Jia memperkenalkan situasi umum transportasi Tiongkok yang sangat maju, membuat para siswa semakin tertarik untuk datang ke Tiongkok.
Pada bagian kedua dalam konteks transportasi Tiongkok bapak Cheng Songrui mengambil contoh kota Chongqing untuk menjadi tema pembahasannya. Ia memperkenalkan transportasi di kota Chongqing yang sangat ajaib.
Pertama-tama ia menunjukkan gambar kota Chong Qing, ia juag menungjukan gambar 3 demensi dari kota ini. Hal ini juga membuat para siswa memahami bahwa sebagai negara berkembang banyak kota di Tiongkok berada dalam ledakan pembangunan.
Selain itu ia juga menunjukkan karakteristik jalanan di kota ini. Medannya tidak rata, jadi jika anda bepergian dengan berjalan kaki anda harus menaiki banyak anak tangga. Setelah melihat foto tangga yang sangat tinggi beberapa siswa pun berkata "meskipun perjalanan ini akan menguras energi, tetapi pasti menyehatkan". Ini juga menjadi cerminan yang baik dari penduduk Chong Qing.
Kemudian ia menunjukkan jalan layang dan gedung parkir tiga dimensi di Chong Qing. Di kota ini jalanan dan gedung parkir 3 dimensi memiliki peran sangat penting dalam bidang transportasi.
Ia juga menunjukkan mode perjalanan unik "ropeway" dan "elevator" Chong Qing. Karena Chong Qing dikelilingi dengan gunung jadi peralatan seperti kereta gantung dan lift yang dapat dengan cepat menyediakan fungsi angkut yang sangat cepat. Ia juga mempertunjukan eskalator mahkota setinggi 112 meter.
Terakhir ia berbicara tentang monorel paling terkenal di Chong Qing. Ia mempertontonkan video pada mahasiswa tentang monorel seperti naga di Tiongkok "Liziba Monorail Crossing" the Building". Ini menggambarkan betapa pentingnya transportasi umum pada masyarakat Chong Qing.
Setelah acara pengajaran berakhir terjadi diskusi yang sangat seru dengan siswa. Banyak siswa yang mengajukan pertanyaan seperti "Apakah siswa di Tingkok suka menggunakan sepeda untuk pergi ke sekolah?", Berapa harga tiket kereta monorel?", setiap pertanyaan dijawab oleh kedua guru ini.
Dengan pengetahuan budaya yang menarik, suasana belajar yang kuat dan pengalaman mengajar yang profesional, rangkaian kuliah " lebih dekat dengan Tiongkok" telah mendapatkan respon sosial yang baik di jurusan Bahasa Mandarin. Confucius Institute akan terus menjunjung tinggi niat untuk memberikan kuliah pengetahuan tentang budaya yang lebih kaya dan mendalam. Para pengajar juga akan terus melakukan pengembangan pengajaran secara aktual. Meskipun kuliah tatap muka sudah tidak memungkinkan untuk masa pandemi ini, tetapi Confusius Institute UM akan terus mengadakan acara on-line seperti ini untuk membuka wawasan siswa perhadap kebudayaan Tiongkok.
Kuliah ini ditutup dengan sesi foto bersama, acara ini berlangsung dengan sukses. Mari kita tunggu seri kuliah "lebih dekat dengan Tiongkok" berikutnya.